Di zaman milenial yg serba gadget ini, prilaku Phubbing sering kita jumpai, baik dari kalangan orang tuwa, remaja, maupun anak-anak yang seolah tanpa kita sadari kita sudah seperti mati rasa sosial kita karena Phubbing. Dan Phubbing seperti menjadi budaya baru dan pemandangan umum, saat kita sedang ditengah keluarga, sahabat, dan bahkan saat sedang berhadapan dengan relasi kerja kita sering melakukan phubbing dengan asyik main gadget dan terkesan seperti mengabaikan orang yang kita ajak bicara.
Tentu hal tersebut sangat tidak baik dan bisa membuat rasa ketersinggungan, merasa diabaikan, bahkan bisa timbul rasa curiga hingga cemburu untuk hubungan suami istri bahkan dalam masa PDKT or pacaran.
Bayangkan, saat kita lagi seru serunya ngobrol dengan seseorang, tiba tiba mendadak lawan bicara kita seperti asyik dengan gadget ditangan Bayangkan, disaat kita liburan bersama keluarga atau pacar, tapi orang tersebut seperti tidak menikmati liburannya tapi malah asyik main handphone ditangan.
Bayangkan dan banyangkan semua fenomena Phubbing yang sering terjadi dilngkungan kita, hingga anak anak juga turut kecanduan dan sering kita abaikan. Menurut saya ini gejala buruk yang harus segera dicarikan solusi.
Sedang arti istilah Phubbing adalah kependekan dari PHONE and SNUBBING (mengabaikan sesama dalam masyarakat dan keluarga saat bertemu). Istilah ini ditemukan oleh Alex Haigh dari Australia yang konon telah melakukan penelitian terhadap fenomena Phubbing tersebut.
“Mari Kita jalin kembali silaturahmi dengan sanak saudara maupun teman dan relasi kerja kita dengan cara Kurangi atau stop Phubbing”. (DIP)
