Pernah Jabat Kepala BPD Babo, Sulhan Tunggangi DB 8 D

ZONA, BOLMONG — Politisi instan banyak bertebaran di panggung demokrasi saat ini. Dengan modal uang, mereka dapat membeli restu partai dan membeli hati rakyat. Inilah kanker yang tengah menggerogoti demokrasi Indonesia. Jarang politisi yang lahir dari bawah. Lebih jarang lagi yang lahir dari pengkaderan. Bisa dihitung dengan jari. Sulhan Manggabarani adalah satu di antaranya. Sulhan Manggabarni, Anggota DPRD Bolmong yang kini duduk sebagai Wakil Ketua I DPRD Bolmong, dari Partai Golkar ini berangkat dari bawah yakni dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan memberanikan diri terjun di dunia politik.

Sulhan memulai karir politiknya dengan menjadi pengurus kecamatan partai Golkar. Selain di partai, ia juga bergiat dalam kegiatan kemasyarakatan.

“Semuanya berawal dari HMI disitu saya belajar, lalu karir politik saya dimulai dari desa dengan ikut dalam pemilihan BPD (Badan Permusyawaratan Desa, red) di desa dan terpilih bahkan dipercayakan sebagai ketua BPD Desa Babo,” katanya Senin (18/10/2021).

Dari Desa, Sulhan meluaskan aktivitasnya. Ia menjadi Ketua Karang Taruna Kecamatan, Ketua KNPI, Bendahara Ansor Bolmong serta Jajaran Ketua BKPRMI Wilayah Sulawesi Utara. Pahit getir dialami Sulhan dalam meniti kariernya yang dimulainya dari bawah dan dari titik nol. “Dulu saya pernah sebagai pendamping sosial dengan tunjangan Rp300 ribu perbulan,” kata dia.

Namun Sulhan tak patah arang. Ia terus berusaha keras. Dengan modal visi serta kerja keras, Sulhan mulai beroleh panggung. Saat pileg 2019, Sulhan didesak maju oleh masyarakat. Sulhan tak langsung mengiyakan. Dirinya berkonsultasi dengan keluarga serta orang tua.

“Akhirnya saya memutuskan maju. Tujuannya sebagai penyambung aspirasi masyarakat di Kecamatan Lolak dan Sangtombolang,” ujar dia.

Medan pertempuran yang dimasuki Sulhan tergolong berat.  Banyak saingan yang menghadang. Ada petahana. Ada pula pengusaha dengan fulus besar. Namun itulah keunggulan politisi yang lahir dari bawah. Ia lebih kuat menghadapi tantangan.Mereka adalah petarung yang punya seribu akal untuk menang dengan cara yang mulia.Akhirnya Tuhan mengabulkan ikhtiar Sulhan. Ia menjadi anggota DPRD Bolmong.

Di DPRD Bolmong, sekali lagi, Sulhan membuktikan teori bahwa politisi yang lahir dari bawah punya mental petarung yang melihat tantangan sebagai sesuatu yang harus ditaklukkan. Ia berhasil menduduki kursi pimpinan DPRD Bolmong sebagai Wakil Ketua DPRD. Suatu kejutan besar di jagad politik Bolmong. Seorang politisi muda datang, melihat kemudian menang. Vini, Vidi dan Vici. “Ini cambuk bagi saya untuk berusaha lebih keras lagi memperjuangkan rakyatnya,” kata dia. (bud)